Tewasnya Mallaby
Dokumen: Surat Kabar “Kedaulatan Rakjat” dan “Soeara Rakjat”
Daftar :
Daftar :
- Kedaulatan Rakyat 30 Oktober 1945
- Soeara Rakjat 31 Oktober 1945
- Soeara Rakjat 1 November 1945
- Kedaulatan Rakjat 13 November 1945
- Kedaulatan Rakjat 14 November 1945
- Kedaulatan Rakjat 15 November 1945 Tuduhan Christison
- Kedaulatan Rakjat 15 November 1945 Tuduhan Inggris
- Kedaulatan Rakjat 19 November 1945
4. Kedaulatan Rakjat 13 November 1945
Transkrip Kedaulatan Rakjat 13 November 1945
2 Halaman
Translasi Kedaulatan Rakjat 13 November 1945
2 Halaman
Cuplikan dokumen transkrip dan translasi
Transkrip Kedaulatan Rakjat, 13 November 1945
DARAH TERUS MENGALIR DI SURABAYA
PERTEMPURAN SENGIT DI UDARA, LAUT DAN DIDARAT MASIH BERJALAN TERUS.
Mata-mata musuh memberi tanda dengan tembakan keudara.
Kawat Presiden Republik Indonesia kepada Fenner Brockway
Jakarta, 12-11 (Antara).
Berhubung dengan rapat umum di London pada tanggal 12 November yang diadakan oleh 70 anggota Parlemen dan rakyat India guna membicarakan soal Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia mengirim kawat kepada Fenner Brockway pada tanggal 9 November dengan melukiskan keadaan di Surabaya.
[………./tidak terbaca] tadi sebagai berikut:
Fenner Brockway, Independent Labour Party, London.
Kami bergirang hati mendengar kabar, bahwa tanggal 12 November ini bakal diadakan rapat besar yang akan membicarakan masalah Indonesia, dibawah pimpinan Indian League.
Ini terang menunjukkan kepada kami, bahwa pikiran umum ini di tanah Inggris semakin besar terhadap perjuangan kami yang sah untuk merebut kemerdekaan. Sebelum diadakan rapat itu, kami merasa hak dan kewajiban kami akan memberi keterangan yang perlu tentang kejadian di Surabaya, yang menyebabkan timbulnya perbenturan dengan tentara Inggris.
Kami harap dengan mendapat keterangan selengkapnya, tentulah rapat akan dapat mengeluarkan keputusan yang bijaksana, bahwa turut campur dengan bersenjata itu tidak adil sama sekali.
Keterangannya sebagai berikut diterima tanggal 2 November dari Doel Arnawa, ketua Contact-Bureau di Surabaya:
“Menurut perjanjian antara Dr. Sukarno dengan Mayor Jenderal D.C. Hawthorn tanggal 30 Oktober diadakan Contact-Bureau yang terdiri dari wakil-wakil dua pihak. Tentara Serikat, diantaranya almarhum Brigadier Mallaby, dan wakil-wakil Indonesia, pada rapat yang pertama dari Contact-Bureau tanggal 30 Oktober diputuskan akan menghentikan menembakkan dari [………/beberapa kata tidak terbaca] Mayor Jenderal D.C. Hawthorn.
[……../satu kata tidak terbaca] lagi semua anggota Contact-Bureau harus pergi ketempat-tempat rakyat berkumpul, untuk menerangkan keadaan yang sebenarnya dan menenteramkan perasaan mereka dan menghentikan penembakan. Salah satu tempat itu ialah Gedung Internatio, dekat Jembatan Merah. Kami sampai disana pukul 16.30, dalam tujuh mobil yang didepan sekali mengibarkan bendera putih. Kami memberi penerangan kepada rakyat, dan diantaranya serdadu-serdadu
Translation of Kedaulatan Rakjat, 13 November 1945
BLOOD CONTINUES TO FLOW IN SURABAYA
HEAVY BATTLE IN THE AIR, SEA, AND LAND STILL ONGOING
The enemy’s spy gave signals with shots into the air
Telegram wire from the President of the Republic of Indonesia to Fenner Brockway
Jakarta, 12-11 (Antara news agency)
In connection with the holding of a general meeting in London on 12 November, held by 70 parliament members and the people of India to discuss the matter of Indonesia, the government of the Republic of Indonesia sent a wire to Fenner Brockway on 9 November by describing the situation in Surabaya.
[……../unread] as follows:
Fenner Brockway, Independent Labour Party, London.
We gladly heard the news, that on 12 November will be held a general meeting that will discuss the issue of Indonesia, under the leadership of the Indian League.
This shows us clearly that this common thought in England getting bigger against our right to fighting for independence. Prior to the meeting, we felt that our rights and obligations would provide necessary information about the incident in Surabaya, which led to a clash with British troops. We hope that by getting the full details, the meeting will certainly be able to issue a wise decision, that interfering Indonesia with armed forces is not fair at all.
The following statement was received on 2 November from Doel Arnawa, head of Contact-Bureau in Indonesia:
“According to the agreement between Dr. Sukarno with Major General D.C. Hawthorn on 3 October, formed Contact-Bureau which consist of two parties representatives: from the Allied forces side, including the late Brigadier Mallaby, and Indonesian representatives, on the first meeting of the Contact-Bureau on 30 October it was decided to stop firing from […………some unreadable words] Major General D.C. Hawthorn.
[……../one word unreadable] all members of Contact-Bureau must go to the places of the people gathered, to explain the real situation and to reassure their feelings and stop the shootings. One of the places visited was the Internatio Building, near the Jembatan Merah [Red Bridge]. We got there at 16.30, in seven cars, the front car waving a white flag. We gave explanations to the people, that the Gurkha troops will be transported tomorrow morning to Tanjung Perak [harbour]. The people rejoice and disperse. On the way to another place, we