Insiden Bendera

Buku Teks: Sejarah Nasional Indonesia

Poesponegoro, M.D. & Notosusanto, N. (2010). Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka

Halaman 172
Pada tanggal 19 September 1945, ketika perebutan senjata Jepang masih berlangsung, terjadi insiden bendera di Hotel Yamato. Insiden ini pecah ketika orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang menduduki hotel tersebut dibantu oleh serombongan pasukan Inggris yang diterjunkan di Gunungsari, untuk mendirikan markas RAPWI.

Orang-orang Belanda tersebut mengibarkan bendera mereka di puncak hotel. Hal ini memancing kemarahan para pemuda. Hotel tersebut diserbu oleh para pemuda, setelah permintaan Residen Sudirman dengan cara baik-baik untuk menurunkan bendera Belanda ditolak oleh penghuni hotel.

Bentrokan tidak dapat dihindarkan. Beberapa orang pemuda berhasil memanjat atap hotel serta menurunkan bendera Belanda yang berkibar di atasnya. Mereka merobek warna birunya dan mengibarkannya kembali sebagai Merah-Putih.

Page 172
On September 19, 1945, when the seizure of Japanese arms was still going on, there was a flag incident at Yamato Hotel. The incident broke out when the Dutch, who was former Japanese internees, occupied the hotel assisted by a group of British troops deployed by parachute at Gunungsari, to establish RAPWI* headquarter.

The Dutch people hoisted their flag at the top of the hotel. This situation provoked the anger of the Surabaya’s youth. The hotel was raided by the youth, after the gently request from the Resident Sudirman to lowered the flag not fulfilled by the Dutch occupants.

The clash was inevitable. Some of the youth managed to climb the roof of the hotel and lowered the Dutch flag. They tore the blue color of the flag and waved it back as Red-and-White flag.
*RAPWI: Recovery of Allied Prisoners of War and Internees