Insiden Bendera

Dokumen: Kesaksian DHD 45

1. Kesaksian Budi Tjokrodjojo

Halaman 1

Halaman 2

Halaman 3

Halaman 4

Halaman 5

Halaman 6

Transkrip dan Translasi Kesaksian Budi Tjokrodjojo

Transkrip Kesaksian Budi Tjokrodjojo
5 Halaman

 

Translasi Kesaksian Budi Tjokrodjojo
5 Halaman

 

Cuplikan dokumen transkrip dan translasi

JAWABAN PERTANYAAN-PERTANYAAN
Pertanyaan 1-6
Tidak ditranskrip
Pertanyaan 7: [Mengenai peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, bagaimanakah prosesnya?]
Mengenai peristiwa insiden perobekan bendera Belanda terjadi melalui 2 (dua) process (A dan B) dibawah.
Penjelasan-penjelasan pendahuluan:

Sebagai akibat pengibaran bendera Belanda menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya, baikpun dikalangan Pemerintah RI karena menganggapnya sebagai tantangan kepada bangsa Indonesia yang baru saja memproklamirkan Kemerdekaannya itu pada 17-8-1945. Diantara yang turut marah sebagai anggota masyarakat adalah sekelompok bekas-bekas anggota Zibaku Tai. Kemarahan ini nantinya menjadi serbuan massal terhadap Markas Belanda berupa insiden berdarah disertai perobekan bendera Belanda.

Tentang peristiwa ini kebetulan pengisi Formulir ini pada saat itu merasa menangani perencanaan penyerbuannya terhadap Markas Belanda itu dengan jalan mengajak dan memberikan instruksi kepada kawan-kawannya se-asrama Zibaku Tai ialah saudara-saudara: Sidik dan Hariyono, untuk menurunkan benderanya. Atas ajakkan dan instruksi kami pada kawan-kawan itulah meletus clash fisik yang pertama-tama disertai dengan perobekan bendera Belanda, yang pokok-pokoknya terjadi peristiwa-peristiwa sebagai berikut:

Serangan terhadap Wakil Belanda Mr. Ploegman dikerjakan oleh Saudara Sidik dengan menendang tangannya yang menodongkan revolver pada Bapak Residen Soedirman pada saat perdebatan mengenai penurunan bendera.
Kemudian disusul dengan peristiwa perobekan bendera Belanda yang dikerjakan oleh Saudara Hariyono, bersama-sama dengan pemuda-pemuda lain.

Jalannya process A. (Tentang sebab-sebabnya clash fisik meletus)
Sebelum terjadi perobekkan bendera didahului dengan timbulnya clash fisik/perkelahian antara Wakil Belanda tersebut dengan seorang bekas anggota Zibaku Tai saudara Sidik.

Perkelahian ini timbul sesudah perundingan atau debat tentang penurunan bendera macet, karena pihak Belanda menolak untuk menurunkannya.

The answer of the questions
Questions number 1-6
Not transcribed
Question number 7: “Regarding the flag incident at the Yamato Hotel, how was the process?”
Regarding the incident of tearing the Dutch flag occurs through two processes (A and B) as follows:
Preliminary explanations:

As consequences of hoisting the Dutch flag caused the anger of the people of Surabaya, among the government of the Republic of Indonesia considered it as a challenge to Indonesian nation that has just proclaimed its independence on August, 17, 1845. Among those who got angry were the former members of Zibaku Tai [Dare-to-Die Squad]. This anger became a mass invasion to the Dutch headquarters in the form a bloody incident accompanied by tear the Dutch flag occasion.

On this occasion, me as the filler of this form, felt involved in planning the invasion to the Dutch headquarters by inviting and giving instructions to my comrades in Zibaku Tai dormitory, Sidik and Hariyono, to lower the Dutch flag. Upon my invitation and instruction to my comrades that have caused the first physical clash accompanied by the tearing the Dutch flag, which subsequently occurred the following incidents:

The incident in the form of an attack on the Dutch representative, Mr Ploegman, was done by Sidik, by kicking Ploegman hand that aim a revolver to Mr Soedirman when debate on the instruction to lowered the Dutch flag.
Then followed by the incident of tearing the Dutch flag which was done by Hariyono, which was done together by other youth.
The course of the “A” process (the cause of physical clash).

Before the incident of tearing the Dutch flag, it was preceded by the physical clash between the Dutch representative and a former member of Zibaku Tai, brother Sidik.
These fights arose after negotiations or debates about the lowered the flag down was failed, because the Dutch refused to lower it.

At the time of negotiations, Sidik was there to witness the talks, to the right of Mr Soedirman. When the negotiations broke down, Mr Soedirman did not want to leave the place.